ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE (MATERI KULIAH ESP)

English For Specific Purposes (ESP) atau Bahasa Inggris untuk tujuan
khusus adalah suatu pendekatan baru dalam pengajaran dan penggunaan Bahasa
Inggris untuk bidang dan kajian khusus yang sesuai dengan kebutuhan bidang ilmu
dan profesi pengguna Bahasa Inggris tersebut. Bidang ilmu dan profesi tersebut
misalnya Bahasa Inggris untuk ilmu hukum, kedokteran, teknik mesin, ekonomi,
atau maritim dan lain sebagainnya.
Robinson selanjutnya mengatakan “It
(here ESP) is generally used to refer to the teaching and learning of a foreign
language for a clearly itilitarian purpose of which there is no doubt.”
Dengan demikian, pengajaran Bahasa
Inggris untuk Tujuan Khusus (English For Specific Purposes-ESP) mempunyai pendekatan dan asumsi yang
berbeda dengan General English (GE) misalnya. Tujuan ESP adalah agar mahasiswa mampu menguasai Bahasa Inggris pada
bidang yang mereka pelajari. Misalnya mahasiswa kimia, maka mereka harus
memahami Bahasa Inggris untuk kimia, atau jika mereka mahasiswa teknik, mereka
harus mengetahui Bahasa Inggris untuk teknik, atau jika mereka bekerja di
perhotelan, maka mereka harus menguasai Bahasa Inggris perhotelan, jika mereka
mahasiswa maritim, maka mereka
harus menguasai Bahasa Inggris maritim.
ESP umumnya
digunakan pada pengajaran bahasa asing untuk kegunaan tertentu pada bidang ilmu
dan profesi tertentu. Tujuan ini umumnya dipahami sebagai manfaat dalam peran
Bahasa Inggirs itu sebaga alat komuniksi baik lisan maupun tulisan. Maka dari
itu, ESP sebaiknya dilihat sebagai
pendekatan, konsep dan metode yang memang berbeda dengan Bahasa Inggris umum (General English). ESP adalah suatu pendekatan pengjaran Bahasa Inggris yang
mempunyai pendekatan, persepsi, desain, materi, evaluasi dan tujuan yang
berbeda. Materi ESP mengacu pada kebutuhan mahasiswa (students’ needs) dan pengguna lulusan
itu sendiri. Hal senada juga dikatakan oleh Mc Donough tentang definisi
dan konsep ESP. Dia
berpepndapat “ESP courses are those where the syllabus
and materials are determined in all essentials by prior analysis of the
communication needs of the learners.”[2]
Pendapat Donough mengindikasikan bahwa materi dan silabus
serta tujuan ESP harus dirancang dan
dikembangkan berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan pengguna lulusan karena
mahasiswa baik ketika mereka kuliah maupun ketika mereka akan bekerja materi
ajar atau bahan ajar harus sesuai dengan kebutuhannya. Jadi pendekatan ESP adalah pendekatan dari bawah ke atas
(button up approach ).
Dengan uraian di atas, hal ini dapat disimpulkan bahwa ESP adalah bukan suatu produk baru,
tetapi sebuah pendekatan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris yang berbeda
dengan Bahasa Inggris umum. ESP merujuk pada pembelajaran Bahasa
Inggris yang berorientasi kebutuhan khusus pembelajar sesuai dengan bidang ilmu
dan pekerjaan. Materi ESP berbasis
dan dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan.
2. Karakteristik English
for Specific Purpose (ESP)
Sebagai suatu pendekatan
baru dalam pembelajaran Bahasa Inggris,
ESP memiliki ciri dan karaketeristik yang berbeda dengan pembelajaran
Bahasa Inggris umum (General English).
Karakeristik ini tentu juga berbeda secara jelas dan signifikan dengan
pembelajaran Bahasa Inggris yang lain seperti seperti English as Second Language (ESL) atau English as a Foreign Language
(EFL).
Beberapa ahli
ESP memberikan karakteristik dan
ciri-ciri utama ESP dalam
pembelajaran Bahasa Inggris yang beragam dan bervariasi. (Strevens,1988) dalam Kristen Gatehouse, Key Issues in English for
Specific Purposes (ESP) Curriculum Development mengatakan bahwa ada empat
karakteristik utama ESP sebagai
pendekatan dalam pembelajaran Bahasa Inggris yaitu a) ESP dirancang untuk memenuhi kebutuhan pembelajar, b) substansi dan
isi ESP dikaitkan dengan tema dan
topik pada bidang ilmu tertentu, jenis
pekerjaan atau aktivitas tertentu, c) berpusat pada bentuk kebahasaan yang
sesuai dengan aktivitas dan bidang ilmu atau pekerjaan seperti sintaksis, leksikal,
wacana, semantik, dan sebagainya, dan d)
ESP berbeda dengan General English.[3]
Robinson selanjutnya
mengatakan bahwa ada tiga ciri utama ESP
yang membedakannya dengan General English
atau English a Foreign Language (EFL)
atau English as a Mother Tongue
(EMT). Ketiga karakteristik tersebut adalah 1) ESP adalah pembelajaran yang berorientasi tujuan (goal oriented). Dalam konteks ini,
pembelajar belajar Bahasa Inggris bukan karena alasan ingin tahu bahasa itu sebagai bahasa dan
budaya yang terkandung di dalamnya, tetapi pembelajar belajar ESP karena memiliki tujuan khusus,
tertentu dan spesifik dalam bdang akademik dan profesi yang satu dengan yang
lainnya. 2) Substansi ESP dirancang dan dikembangkan
berdasarkan konsep analisis kebutuhan (need
analysis). Konsep analisis kebutuhan bertujuan untuk mengkhususkan dan
mengkaitkan serta mendekatkan apa yang dibutuhakan pembelajar baik dalam bidang
akademik maupun profesi. 3) ESP lebih
ditujukan pada pembelajar dewasa dari pada anak atau remaja. Hal ini
logis karena ESP umumnya diajarkan
pada tingkatan akademik menengah dan tinggi dan profesional atau tempat kerja.[4]
Agak berbeda dengan (Strevens,1988) dan Robinson, Evens dan Maggie mengajukan
karakteristik ESP dengan menggunakan
dua istilah utama yaitu a) karakteristik yang absolut dan b) karakteristik
variabelistik. [5]
Karakteritik absolut merupakan karakteristik
yang hakiki dan merupakan tipikal dari ESP. Mereka lebih lanjut mengatakan
bahwa krakteristik absolut dari ESP adalah:
ESP is designed to meet needs of the learners; ESP makes use of the
underlying methodology and activities of the disciplines it serves; ESP is centered on the language
(grammar, lexis, register), skills, discourse, and genre appropriate to these
activities.
Dari kutipan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada tiga hal yang berkaitan dengan ESP. Pertama, ESP harus disain dan
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pembelajar. Berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan pembelajar, mereka menambahkan
bahwa hakikat ESP memenuhi kebutuhan pembelajar berarti fokus pada kebutuhan
pembelajar, berlangsung efektif, sesuai dengan kebutuhan pembelajar, dan
memungkinkan pembelajar belajar dengan sukses sesuai dengan rentang waktu yang
dirancang. Berkaitan dengan analisis kebutuhan agar substansi ESP benar-benar sesuai dan memenuhi
kebutuhan pembelajar, (Hoadley-Maidment,1980) dalam McDonough (1984) mengemukakan ada tiga sumber informasi utama dalam melakukan
analisis kebutuhan yaitu a) pengajar, b) pembelajar, dan c) stakeholder ).[6]
Kedua, ESP
merealisasikan metodologi dan aktivitas sesuai dengan bidang ilmu yang
ditargetkan atau dipelajari dan diajarkan. Ini artinya bahwa metode dan
aktivitas yang dilakasanakan dalam pembelajaran di kelas harus sesuai dengan
bidang ilmu, pekerjaan, dan profesi yang mencerminkan variasi dan beragamnya
esensi dari ESP itu sendiri.
Ketiga, sebagai suatu pendekatan baru, fokus ESP adalah penggunaan kebahasaan yang
tipikal (grammar, lexis, register),
keterampilan, wacana, genre yang
sesuai dengan aktivitas. Dalam hal ini cakupan kebahasaan dalam ESP baik dalam tataran, grammar,
leksikal dan register dalam hal tertentu berbeda dengan Bahasa Inggris Umum (General English).
Di samping itu,
ciri fundamental lain dari ESP
masih menurut Evens dan Maggie adalah
keterampilan berbahasa, wacana dan genre.
Dalam pembelajaran ESP, konsideran
mengenai keterampilan berbahasa yang diajarkan menjadi isu penting yang harus
dipertimbangkan. Dalam konteks akademik dan profesi atau pekerjaan, fokus
keterampilan cenderung berbeda antara bidang akademik dan profesi yang satu
dengan yang lain. Ada bidang akademik
atau profesi yang memfokuskan dan mengutamakan keterampilan berbicara di satu
sisi, tetapi ada juga bidang akademik
atau profesi yang dominan dengan keterampilan menulis.
Kemudian ciri fundamental tersebut, ESP
juga memiliki variabel yang juga menunjukkan esensi lain dari ESP bila dibandingkan dengan GE atau ESL dan EFL..
Variabel-variabel tersebut misalnya a)
ESP sebaiknya menggunakan situasi
pembelajaran khusus dan metode mengajar yang berbeda dengan Bahasa Inggris umum
, b) ESP kelihatannya lebih sesuai
dan cocok bagi pembelajar dewasa baik pada akademik tinggkat tinggi maupun
profesi atau tempat kerja profesional, namun ESP mungkin juga dapat digunakan bagi pembelajar tingkat menengah,
c) biasanya ESP dirancang dan
didesain untuk mahasiswa dengan level tingkat menengah dan tinggi, namun
demikian sebagian pembelajaran ESP juga
memungkinkan untuk pembelajar tingkat pemula.
Dari uraian di atas, ada dua hal penting yang dapat ditarik sebagai
kesimpulan. Pertama, karakteristik yang absolut dan fundamental. Absolut dan
fundamental artinya ciri tersebut merupakan wajib dan harus ada dan
digunakan dalam pengembangan pembelajaran ESP
dan bersifat final dan tetap. Kedua, karakteristik yang bersifat optional atau
lebih tepatnya dapat dikategorikan dengan menggunakan kata ’seharusnya’ atau
kata atau frase ”lebih baik atau lebih sesuai.” Artinya karakteristik tersebut masih
dapat dirubah, dikembangkan dan atau disesuaikan sebagaian atau seluruhnya
dalam pembelajaran ESP. Perubahan dan
penyesuaian tersebut tergantung pada
konteks ESP itu sendiri.
[1]Paulina
Robinson, English For Specific Purposes (Oxford: Pergamon Press, Ltd, 1990), p.5.
[2] Jo.Mc. Donough. ESP in Perspective A
Practical Guide. (London: Collin
ELT, 1984), p.3.
.
[3](Strevens,1988) Kristen Gatehouse. Key Issues in English for Specific Purposes (ESP) Curriculum
Development oleh dalam Kristen Gatehouse dalam Kristen
Gatehouse/http//www.khe-service.com/7/26/2009) p.1.
[4] Paulina.C. Robinson, ESP Today: A Practioner’s Guide. (New
York: Prentice Hall. 1991). p. 2-3
[5] Evens-Dudley Tony dan Maggie Jo
st.John . Developments in ESP: A
multi-disciplinary approach. (Cambridge: Cambridge University Press. 1998),
p.4-5.
[6] Hoadley-
Maidment, 1980 dalam McDonough. ESP in Perspectives: A Practical Guide.
(London: Collin Educational Publishing,1984).p.38.
0 komentar:
Posting Komentar